Cara Budidaya Belut yang Perlu Kamu Ketahui

Budidaya belut merupakan salah satu bentuk budidaya hewan yang sedang naik daun akhir-akhir ini. Selain enak, kandungan gizi yang dimiliki oleh belut merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi para penikmat belut. Sehingga semakin kesini banyak orang mencari belut, tetapi persediaan belut itu sendiri sangat terbatas, karena masih sangat jarang, bahkan [...]


Cara Budidaya Belut yang Perlu Kamu Ketahui"

Cara Budidaya Belut – Budidaya belut merupakan salah satu bentuk budidaya hewan yang sedang naik daun akhir-akhir ini. Selain enak, kandungan gizi yang dimiliki oleh belut merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi para penikmat belut. Sehingga semakin kesini banyak orang mencari belut, tetapi persediaan belut itu sendiri sangat terbatas, karena masih sangat jarang, bahkan jarang sekali yang menggeluti usaha budidaya belut ini.
Karena permintaan akan belut yang semakin meningkat, dan kurangnya persediaan belut di pasaran, tentunya hal ini merupakan peluang usaha yang sangat bagus. Maka dari itu, kami di sini mencoba untuk berbagi bagaimana cara beternak belut

Cara Ternak Belut Sawah

Sebelum kita membahas bagaimana cara beternak belut sawah, alangkah baiknya kita mengetahui kandungan gizi apa saja yang terdapat didalam belut sawah. Asal kalian tahu, belut sawah merupakan salah satu makanan yang bergizi tinggi, karena dalam 100 gr belut sawah itu mengandung 14 gr protein, 0.02 gr kalsium, 303 gr kalori, 27 gr lemak, 1,6 gr vitamin A, 0,001 gr besi, 0,002 gr vitamin C, serta 58 gr air.

Belut sawah sendiri memiliki ciri-ciri bentuk bulat seperti ular, tetapi tidak memiliki sisik. Dibagian punggung dan dubur mempunyai sirip yang berbentuk lipatan-lipatan kulit

Tempat Tinggal Belut Sawah

Pada saat saya kecil, saya sering sekali bermain di sawah, apalagi ketika musim mau menanam padi, pasti biasanya tanah itu di bajak menggunakan traktor, nah pada saat dibajak itulah biasanya lubang-lubang belut ikut kebajak sehingga kita tidak perlu mencari lubang belut dan memancingnya keluar. Sangat menyenangkan pastinya (apakah agan juga pernah mengalaminya?

Pada dasarnya sebagian besar belut sawah hidup di pembatas kotak-kotak persawahan (kalau di daerah saya menamainya dengan “galengan”). Jadi “galengan” ini adalah jalan setapak pembatas perkotakan sawah. Selain di “galengan”, belut sawah juga sering kita jumpai di parit-parit kecil tepi sawah yang berlumpur.

Pada “galengan” atau parit-parit itu biasanya belut sawah menggali lubang untuk tempat tinggal mereka dengan kedalaman sekitar 10cm dan biasanya membentuk huruf U. Untuk suhu yang optimal, biasanya belut sawah suka suhu pada kisaran 21 – 27 derajat celcius, kalau lebih dari itu biasanya mereka akan pindah dan mencari tempat dengan suhu kisaran diatas.

Belut sawah juga mampu bertahan hidup dengan kandungan oksigen yang sangat rendah (lumpur merupakan media yang kandungan oksigennya sangat sedikit), karena mereka bernafas tidak hanya menggunakan insang, tetapi juga menggunakan lipatan-lipatan kulit tipis yang berada di dalam rongga mulutnya.

Jika ada yang bertanya kenapa saya menjelaskan hal-hal yang mungkin bagi mereka kurang bermanfaat dalam cara budidaya belut diatas ? jawabannya adalah agar kita mengetahui bagaimana habitat asli mereka, sehingga ketika kita membuat tempat untuk budidaya belut sawah, setidaknya kita mempunyai sedikit gambaran tentang habitat asli mereka, sehingga belut sawah akan merasa nyaman berada di tempat budidaya buatan kita.

Langkah-langkah Budidaya Belut

Bahan-bahan dan hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam budidaya belut sawah :

Kolam untuk Budidaya Belut / Cara Budidaya Belut di Kolam

Kolam yang digunakan untuk budidaya belut (atau biasanya orang menyebutnya (cara budidaya belut di kolam) biasanya berbentuk persegi dengan panjang sekitar 3 meter dan lebar sekitar 1 meter. Untuk total tingginya sekitar 1,2 meter, akan tetapi dari tinggi 1,2 meter itu, sedalam 0,7 meter berlokasi di dalam tanah, jadi mirip sekali dengan kolam. Ini berfungsi agar suhu didalam bak selalu dalam keadaan dingin. Untuk bagian dasar dan dinding kolam, sebaiknya dibuat permanen.
Setelah kolam sudah siap, kita perlu menyiapkan bahan-bahan sebagai berikut :
  • Lumpur sawah
  • Jerami
  • Pupuk kandang fermentasi
  • Dedak halus
  • Pelepah Pisang
Setelah kesemua bahan diatas sudah siap, kita masukan bahan-bahan tersebut ke dalam kolam dengan urutan paling bawah adalah lumpur sawah, kemudian diatasnya kita masukan jerami, kemudian diatasnya lagi pupuk kandang fermentasi, pelepas pisang,dan atasnya lagi dedak halus. Sehabis itu kita kasih lumpur sawah lagi. Kesemua bahan diatas, kalo kita ukur sebaiknya mempunyai kedalaman sekitar 40cm. setelah itu masukan air kedalam kolam, sampai kedalaman air mencapai 60 cm dari dasar kolam. Setelah itu diamkan selama kurang lebih satu bulan. Hal ini bertujuan agar proses pelapukan berjalan sempurna.

Pada masa satu bulan itu, cobalah untuk mengganti airnya beberapa kali, tapi jangan terlalu sering, misal anda dapat menggantinya satu bulan 4 atau 3 kali. Pergantian air ini bertujuan untuk menghilangkan buih hasil pelapukan.
Apabila sudah satu bulan, sebaiknya kita cek, apakah pelapukannya sudah sempurna atau belum. Kita dapat mengecek dengan memasukan jentik-jentik nyamuk ke dalam kolam. Apabila jentik nyamuk tersebut hidup, berarti proses pelapukan sudah sempurna, apabila jentik nyamuk mati, maka pelapukan kita belum sempurna.

Langkah selanjutnya setelah pelapukan sempurna adalah menabur bibit-bibit belut . bibit belut yang kita taburkan biasanya mempunyai panjang sekitar 5-8 cm, dengan daerah penebaran 150 ekor/m2. Setelah kurang lebih 2 bulan dari penaburan bibit, biasanya belut akan tumbuh menjadi sekitar 15 cm. Nah pada saat ini (belut berukuran 15 cm) belut sudah siap untuk dipanen (walaupun masih terbilang “belut ABG”). Jadi terserah anda, mau di panen atau lanjut di pelihara sampai benar-benar matang untuk dipanen.

jika anda memilih untuk memanen, sebaiknya anda menggunakan bubu/perangkap, karena biasanya sulit untuk di tangkap. Tetapi jika anda memilih untuk melanjutkan memeliharanya, maka belut yang sudah berukuran 15 cm tadi, sebagian kita pindahkan ke kolam yang lain, karena sebaiknya setiap satu meter persegi, kita cukup menaruh sebanyak 25 ekor saja.
Pada tahap ini, anda dapat memberikan makanan tambahan pada belut seperti cacing tanah, bekicot. Untuk makanan yang paling baik kita sarankan bekicot, cacing sutera, keong emas, atau ikan kecil. Untuk menekan biaya pengeluaran, kita bisa menambahkan pellet dengan perbandingan 1:1. Misal ada 0.5 kg bekicot, maka anda dapat menambahkan 0,5 kg pelet. Tapi ingat, jangan terlalu berlebihan dalam memberikan makanan, karena pada dasarnya bahan-bahan yang sudah disiapkan di awal pembibitan itu sudah cukup, makanan seperti berkicot, cacing, itu sifatnya hanya sebagai tambahan.

Cara Memanen Belut Sawah

Ini adalah saat yang paling ditunggu, saatnya memanen belut sawah. Cara memanen belut sawah adalah dengan cara mengambil lumpur yang ada di dalam kolam, setelah lumpur habis, kita tinggal mengambil belut sawah tersebut, dan membawanya ke pasar.
Jika cara budidaya belut diatas bermanfaat bagi  anda, mohon sharenya agar orang-orang terdekat anda juga bisa membacanya.
Fernand J.E Fivie Erlina Saya hanyalah blogger pemula yang hobi menulis dan berbagi pengalaman

0 Komentar